SUMPAH PEMUDA
“Kami Poetra dan Poetri Indonesia mengakoe bertoempah darah satoe, tanah air Indonesia”
Sumpah gegap dalam tumpahan darah
Kucur keringat besemai di ranting – ranting air mata
Sebelumnya kami adalah kepingan trah yang menjulur di ujung lidah-lidah laut kepulauan
Untuk selanjutnya melebur dalam bongkahan bara, panas peluru, desingya tanpa syair
Kami pun kembali ke dalam pelukan pertiwi menggagas bilangan tampa hitungan
Kemudian legak sumpah menghantam dada yang membara
Untuk ladang, sawah pereda pasi, subuh itu
Kami memekikkan tekat keruang tanpa penghalang, kesinggasana tanpa tahta
Sayup – sayup pekik kami membakar kelaliman dalam pelukan penjajah, selebihnya penjilat
“Kami Poetra Poetri dan Poetri Indonesia mengakoe berbangsa satoe, bangsa Indonesia”
Dada kami terhunus
Darahnya menghumus
Memadat dalam tanah pertiwi
Keringat kami memutiara
Memurni dalam laut
Serat demi serat memahati seketsa pertempuran
Kami Poetra dan Poetri Indonesia menjoenjoeng bahasa satoe, Bahasa Indonesia”
Kami bergegas menuju serat teakhir
Tersulam helainya dalam merah putih
Sebelum tercecer dalam kelalaian
20 Otober 2010
Ismail Marzuqi , Mahasiswa STAIDA Jurusam Manajemen Pendidikan Islam,
saya pakai pusisinya
ReplyDelete