google-site-verification=KNiaUTl4cvS0QWEq70awaC3CPW4UE87U-ZfLlwt_yhQ TEATER DAS '51: 24/04/2011 - 01/05/2011 .breadcrumbs{ padding:5px 5px 5px 0; margin:0;font-size:95%; line-height:1.4em; border-bottom:4px double #cadaef}

SALAM BUDAYA


SUGENG RAWOH WONTEN GUBUK KREATIF TEATER DAS 51

Wednesday 27 April 2011

BIBIKKU

BIBIKKU

Terasa sunyi tanpa geliat bekas tilas langkahmu
terasa senyap tanpa nyanyian suara khasmu
terasa hampa tanpa bayangan klasikmu
terasa bingung tanpa kata kata mutiaramu
terasa gelap tanpa sinar cahaya mauidlohmu

selain orangtuaku
kau juga guruku
selain sahabatku
kau juga kekasihku
selain bibikku
kau juga ibuku

sampei saat inipun aku tak percaya
apakah benar kau telah tiada
hanya untaian doa yang dapat kubaca
semoga kau tenang dialam sana

tuhan
ampunilah salah dan dosanya
terimalah amal ibadahnya
dan tempatkanlah dia disinggasana mulia.


Munawar DK. Teater DAS '51 STAIDA. Blokagung

NGAJI IHYA'

NGAJI IHYA'

Aku tersipu duduk menghadap kiblat dihadapanmu
Membiarkan indra khawasiku liar dan larut dalam gaun sucimu
mataku melihatmu
hidungku mencium kasturi misikmu
telingaku menangkap qoul-qoul hikmahmu
sampei mrinding bulu dalam hamparan kulitku.

Dengan lantang jari jemariku berirama
dari arah kanan mengukir pegon kata kata
dengan tinta hitam yang melekat erat
sebagai bukti kau tetap salaf selamanya

ABAH.....
Benarkah tinta hitamku menjadi saksi
benarkah tinta hitamku mampu membelaku
benarkah tintaku menjadi darah syuhada'
para pejuang islam yang gugur menegakkan agamaNYA.


Munawar DK.Teater DAS '51. STAIDA.

NARIAHAN

 NARIAHAN


sunyi senyap tiba tengah malam
bergegas lenyap dari tidur ku
berjalan senyap tuk ambil air wudlu
jam-jam yang tampak biaskan kenangan
sujud merunduk menghadap Tuhan
dua malaikat datang
menengok diam-diam
semakin malam ia semakin paham
aku yang buta di pilunya dunia
ingin merangka' tangga-tangga kebesara-Nya
kenangan dan air mata menyatu dalam darah
tanggalkan baju bersimbahkan tanah

pecinta sastra STAIDA PBSI 09
MK ANWAR

DARUSSALAMKU

DARUSSALAMKU

Pagiku hilang. .
Siangku melayang.
Senjakupun menghilang.

Aku terpukul rasa lelah lalu jatuh bersama bisunya waktu.
Begitu brisik gemuruh nazom-nazom Al-fiyah membuai merdu.

0h. . . ..
Darussalamku. .
Masih banyakkah santri-santri menghafal nazh0m-MU..
Atau seperti dimana-mana hilang salafnya dan tinggal kholafnya.

Munawar DK.Teater DAS '51 STAIDA Blokagung.

IBU DAN ANAK

IBU DAN ANAK

Suara desir kau menangis kian keras menghantam dadaku.
Sesak kian sesak aku merasakan hadirnya.
Gemricik air matamu kian keras menekan denyut nadiku.

Tak kuasa jari jemariku berirama membelai kedua matamu karna kau terlalu jauh.
Kabar yang kutanyakan tak mampu kau jawab sempurna karna jarak yang
kian jauh dan patahan nafasmu yang bisa kuberi makna.

Angin berdengung lewat jendela memecahkan gendangan masa laluku.
Kemudian kepalaku terbenam bersama waktu.
IBU. . . aku rindu kau. . . .

Munawar DK. Teater DAS '51 STAIDA Blokagung

rintihan hati

 RINTIHAN HATI
Hati. . .
Hati bagai air yang menggenang ditengah-tengah rerumpunan rumput
ranting pohon-pohon yang berjejer ditengah gelap gulitanya  hutan.

Jernih bening dan tidaknya tergantung parit-parit kecil yg
menjulur-julur dalam perut air tersebut.
Taukah kamu. . .
Parit-parit tersebut adalah organ-organ tubuh yang selalu bergelimang
dalam dosa.

Tuhan. . .
Bersihkanlah parit-paritkami dari nafsu-nafsu yg tak bertanggung jawab ini.

Kelak hati kami tidak seperti comberan sampah busuk dan anyir yang
menyiksa diri.

Munawar DK.Teater DAS '51 STAIDA Blokagung