IBU DAN ANAK
Suara desir kau menangis kian keras menghantam dadaku.
Sesak kian sesak aku merasakan hadirnya.
Gemricik air matamu kian keras menekan denyut nadiku.
Tak kuasa jari jemariku berirama membelai kedua matamu karna kau terlalu jauh.
Kabar yang kutanyakan tak mampu kau jawab sempurna karna jarak yang
kian jauh dan patahan nafasmu yang bisa kuberi makna.
Angin berdengung lewat jendela memecahkan gendangan masa laluku.
Kemudian kepalaku terbenam bersama waktu.
IBU. . . aku rindu kau. . . .
Munawar DK. Teater DAS '51 STAIDA Blokagung
Suara desir kau menangis kian keras menghantam dadaku.
Sesak kian sesak aku merasakan hadirnya.
Gemricik air matamu kian keras menekan denyut nadiku.
Tak kuasa jari jemariku berirama membelai kedua matamu karna kau terlalu jauh.
Kabar yang kutanyakan tak mampu kau jawab sempurna karna jarak yang
kian jauh dan patahan nafasmu yang bisa kuberi makna.
Angin berdengung lewat jendela memecahkan gendangan masa laluku.
Kemudian kepalaku terbenam bersama waktu.
IBU. . . aku rindu kau. . . .
Munawar DK. Teater DAS '51 STAIDA Blokagung
No comments:
Post a Comment